Rabu, 27 Januari 2016

Pakaian Betawi

PAKAIAN BETAWI
 


Ada beberapa macam pakaian masyarakat Betawi. Menurut kesempatan memakainya, dapat dibagi menjadi pakaian sehari-hari, pakaian setengah resmi, dan pakaian resmi. Pakaian sehari-hari pria Betawi berupa baju koko atau sadariah, celana batik, kain pelekat, dan peci atau kopiah. Pakaian seperti itu dapat pula dikenakan pada pertemuan-pertemuan tidak resmi antar keluarga atau kenalan, bahkan di daerah pinggiran, pakaian semacam ini dikenakan pula pada acara resmi.
Pakaian laki-laki, disebut Ujung Serong biasa dipakai bapak-bapak. Pakaian ini berupa setelan jas Tutup warna gelap, celana pantalon, dilengkapi kain batik yang dikenakan di sekitar pinggang yang ujungnya serong di atas lutut, aksesoris kuku macan, dan jam saku rantai. Juga dikenakan tutup kepala Liskol atau kopiah dan alas kaki sepatu fantovel. Model pakaian ini adalah model pakaian demang (pejabat daerah) pada zaman dahulu dan sekarang masih dikenakan sebagai pakaian resmi pejabat DKI dalam acara-acara tertentu. Pakaian wanita Betawi di rumah berupa baju kurung berlengan pendek kadang-kadang bersaku di bagian depan dan kain batik sarung. Ada yang mengenakan kerudung ada yang tidak.
pakaian betawi
Pakaian resmi pria terdiri dari tutup kepala batik yang berbentuk khas, yang disebut Liskol, jas tutup panjang beberapa senti di atas lutut, selendang yang dililitkan di pinggang, dan piso raut, semacam badik yang diselipkan di pinggang kiri sebelah depan. Pakaian ini lebih dikenal sebagai pakaian Abang Jakarta.
Pakaian wanita berupa kain kebaya panjang di bagian depan, berenda, baju seperti ini disebut juga baju encim. Kain yang digunakan lebih panjang dari kebaya Nyak, berbahan tipis dan memakai kutang yang sering disebut kutang Menek. Lebih baik jika kutang yang dikenakan dikrancang (dibordir) berlubang-lubang dengan warna kebaya yang cerah. Krancang yang dipakai biasanya berwama putih. Kain yang digunakan adalah kain batik jelamprang Pekalongan, dengan motif mata tumbak atau gigi belalang. Rambutnya disanggul yang tidak terlalu besar di atas tengkuk. Rambut dihias dengan tusuk konde dan bunga warna putih. Konde seperti ini disebut konde cepol. Warna selendang yang dikenakan dan sering berfungsi sebagai kerudung tidak terlalu diserasikan dengan kebaya, melainkan kontras atau mencolok. Pakaian seperti ini lebih dikenal sebagai pakaian None Jakarta.

Pakaian wanita dewasa atau disebut kebaya panjang Nyak berupa kebaya panjang di atas lutut dan sedikit berbelah di bagian depan dengan pingiran (gir) dari sutera atau bahan tebal maupun tipis. Busana ini dipercantik dengan selendang yang dapat juga digunakan sebagai kerudung dan juga dilengkapi dengan kutang berkancing sampai kepinggul dan memakai pending (ban pinggang) dari emas atau perak. Kain sarung yang dipergunakan tidak diwiru sebagaimana pakaian daerah umumnya. Ibu-ibu muda memakai sarung berwarna cerah sedangkan ibu-ibu berusia lanjut mengenakan kain berwarna agak gelap.

Pakaian sehari-hari khas orang Betawi untuk laki-laki yang dipakai pada saat bekerja di sawah, berupa celana panjang komprang (longgar), kaki celana lebar hingga betis, baju biasa dan kadang bersarung di pinggang. Sementara untuk dipakai pada saat sembahyang: sarung, baju panjang dan peci hitam. Untuk wanita, yang dipakai pada saat bekerja di sawah: kain hingga ke betis, baju biasa dan tudung (topi lebar). Untuk dipakai pada saat sembahyang berupa sarung dan mukena.
Pakaian resmi untuk laki-Iaki memakai pakaian sadariyah, yang terdiri dari baju koko sadariyah atau juga disebut baju gunting cina, terompah, dan berpeci hitam atau merah. Dapat juga memakai pakaian ujung serong, yang biasa dipakai oleh demang, dengan jas berkerah dan celana pantalon berhias rantai kuku macan. Pakaian Abang Jakarta, yang biasa dipakai oleh pemuda atau remaja, dengan jas berkerah model baju cina "Lokcan", tutup kepala “Liskol”, hiasan kuku macan, arloji gantung, pisau raut dan sepatu fantovel juga bisa dipakai untuk pakaian resmi.Untuk wanita pakaian resminya berupa busana kebaya lengan panjang dan kain yang dipakai sarnpai ke mata kaki, alas kaki atau selop serta kerudung.

Pakaian khas orang Betawi dikenakan sesuai dengan tingkat sosial dan jabatannya. Mereka yang berpangkat ajudan ke atas mengenakan celana dan baju laken. Kain sarungnya dilipat ke atas setinggi lutut dan bersepatu. Bajunya memakai pelisir renda pada bagian leher dan lengannya. Lebarnya renda pelisir ditentukan menurut tinggi rendahnya jabatan. Juga menggunakan ikat kepala dengan gaya bungkus kul tetapi tidak memakai keris.

Bek dan bawahannya juga menggunakan celana panjang, sarung dilipat ke atas sampai lutut. Memakai ikat pinggang Iebar yang mudah dilepaskan. Bajunya mirip dengan kebaya atau setengah jas, ikat kepalanya bergaya colak - calik atau bungkus kul. Tidak memakai sepatu. Ciri khas mereka ditandai dengan arloji berantai.

Pakaian Betawi wanita seperti para Nyai. Kainnya kain sarung sutera, memakai pending, tidak memakai kemben (kain selendang pembungkus dada). Bajunya kebaya penjang besar dan kedodoran lengkap dengan peniti, memakai subang kerbau. Konde gaya ekor bebek atau eker udang dan memakai tusuk konde. Tidak ketinggalan rimong sutera. Mereka yang kaya mengenakan selop berbenang emas atau berbunga-bunga. Jika berjalan perutnya kelihatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar