Rabu, 27 Januari 2016

Sejarah Asal Muasal Nama Pantai Sawarna

Sejarah asal muasal nama Pantai Sawarna

Sejarah asal muasal nama Pantai Sawarna
Tanjung Layar Sawarna. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Merdeka.com - Pantainya indah. Masih asri dan banyak didatangi wisatawan lokal maupun asing dari berbagai negara.

Gelombang tinggi ombaknya menjadi favorit para bule untuk berselancar atau surfing. Namun, akses jalannya masih buruk karena banyak jalan rusak dan minim penerangan.

Itulah sedikit gambaran dari Pantai Sawarna, Lebak, Banten. Tim Ekspedisi Menyapa Indonesia dari merdeka.com dan Potrait Of Indonesia mengunjunginya Senin (12/2) hingga Selasa (13/1).

Namun, tahukan Anda asal muasal nama Pantai Sawarna?

Nama pantai yang berada sekitar 30 km sebelah barat dari Pelabuhan Ratu itu berasal dari nama manusia. Edwin (24) seorang pemandu sekaligus tukang ojek di objek wisata Pantai Sawarna menceritakan asal pantai itu kepada wartawan merdeka.com, Mardani.

Menurutnya, nama Pantai Sawarna diambil dari nama kepala desa pertama di tempat itu. Kepala desa itu bernama Swarna dan merupakan tokoh kampung.

"Swarna orang pertama yang menjadi kepala desa di sini. Dia tetua di sini. Dia hidup tahun 1900-an. Jadi diambilah namanya menjadi nama desa," katanya, Selasa (13/1).

Menurutnya, salah satu alasan desa berpantai indah itu dinamakan Sawarna untuk menandakan bahwa penduduk di lokasi itu satu warna yakni masyarakat Sunda. Lantas mengapa Swarna menjadi Sawarna? Karena satu warna dalam bahasa Sunda adalah Sawarna.

Di Sawarna sendiri ada sembilan titik lokasi wisata yang dapat dikunjungi wisatawan. Sembilan lokasi itu yakni: Karang Taraje, Legon Pari, Karang Bereum, Tanjung Layar, Pasir Putih, Goa Lalay, Goa Langir, Karang Bokor, dan Pulo Manuk.

Namun, untuk dapat mengunjungi sembilan lokasi itu, Anda harus menyewa ojek. Sebab, untuk mencapai lokasi tak selalu bisa dilalui mobil.

Soal harga ojek, biasanya pengunjung dikenakan harga Rp 150 ribu. Dengan jumlah itu Anda akan diantar ke sembilan lokasi wisata tersebut.

Menurut Edwin, kegiatan wisata di Pantai Sawarna baru dibuka pada 2010. Kawasan itu kemudian mulai ramai dikunjungi wisatawan pada 2011.

"Paling ramai biasanya pas Tahun Baru, Natal, Lebaran. Biasanya macet parah, karena banyak kendaraan, kebanyakan dari Jakarta, Bandung, Bogor, Sukabumi," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar